13 Oktober 2011

Ajari aku Bicara, Bunda !


Mungkin sayalah Bunda yang kadang bingung harus ngomong apa dengan anak dan mungkin sayalah Bunda yang kadang takut salah saat berbicara pada anak. Mungkin karena pengalamanku dalam soal mendidik anak  belum ada. Alhasil, pada awal-awal bulan kehidupan zhaaqi ,aku masih sering bengong kalau lagi gendong zhaaqi.
Dulu saat masih di rumah Blitar, Ibuku yang telaten berbicara dengan zhaaqi. Apapun dibicarakan dengan zhaaqi. Sampai pada akhirnya, Bunda melihat sendiri reaksi positif dari zhaaqi saat di ajak bicara eyang uti nya.
Sejak itu aku semakin percaya bahwa anak memang membutuhkan stimulus yang baik. Aku tidak bisa hanya mengandalkan keyakinan bahwa “suatu hari dia akan bicara kok”. Bagaimanapun stimulus itu penting. Dalam kasus Zhaaqi, mungkin kesibukan dan ketakutan Bunda dan Ayah sebagai orangtua membuat dia agak kurang terstimulus.
Sejak saat itu, Bunda  jadi termotivasi untuk berbicara dengan zhaaqi, tidak berfikir dia mengerti atau tidak.
Seperti yang tertulis pada artikel di webnya Ayahbunda yang pernah bunda baca bahwa disitu ditulis  "Pada perkembangan bahasa, setiap balita 1-2 tahun punya kecepatannya sendiri. Anda pun bisa menstimulasi perkembangan bicara batita Anda."
Adapun stimulus yang bisa diberikan untuk anak (batita) belajar bicara adalah :
  • Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.
  • Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
  • Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
  • Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.

Tidak perlu memanding-bandingkan anak Anda dengan anak lainnya, karena perkembangan setiap anak bisa berbeda. Namun, tetap usahakan stimulasi yang maksimal untuk perkembangannya.


(Disadur dari "http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Balita /stimulasi.perkembangan.bicara.balita.12.tahun/001/001/814/27/3)














Tidak ada komentar:

Posting Komentar